My Facebook

Minggu, 16 Januari 2011

Gangguan Psikologis dalam Kebidanan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Masalah kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri ( misalnya adanya perubahan tubuh dan hormonal, kehamilannya tersebut tak diinginkan, jarak kehamilan yang terlalu dekat, riwayat keguguran ataupun riwayat obstetric buruk lainnya ) dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan, hingga ke tingkat gangguan jiwa ( psikosis ) yang berat. Namun, ini bukanlah hal yang mengherankan karena ovulasi dan haid juga dapat menimbulkan psikosis. Penderita sembuh setelah anaknya lahir, akan tetapi dalam kehamilan berikutnya biasanya penyakitnya timbul lagi. Eklamsia dan infeksi dapat pula disertai atau disusul oleh psikosis. Selain itu psikosis dapat menjadi lebih berat dalam kehamilan.
Berdasar dar masalah di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai kelainan jiwa dalam kehamilan ( depresi, psikosa dan psikoneurosa ) dengan tujuan agar masyarakat, terutama wanita hamil lebih banyak tentang hal tersebut, mulai dari bentuk-bentuk atau jenisnya sampai cara penanganannya. Dengan mengetahuinya, maka diharapkan mereka yang menganggap kehamilan adalah boomerang dapat meyadari bahwa hal itu adalah fisiologis dan peristiwa kodrati yang harus dilalui dan agar mereka dapat menyesuaikan diri sehingga tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan dalam hubungannya dengan perubahan emosional..

Posisi Meneran


Persalinan merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa disadari dan terus berlangsung/progresif. Penolong persalinan dapat membantu ibu agar tetap tenang dan rileks, maka penolong persalinan tidak boleh mengatur posisi meneran. Penolong persalinan harus memfasilitasi ibu di dalam memilih sendiri posisi meneran dan menjelaskan alternative-alternatif posisi meneran yang dipilih ibu tidak efektif.
Berdasarkan penelitian  pilihan posisi berdasarkan keinginan ibu
·         Memberikan banyak manfaat
·         Sedikit rasa sait dan ketidaknyamanan
·         Kala 2 persalinan menjadi lebih pendek
·         Laserasi perineum lebih sedikit
·         Lebih membantu meneran
·         Nilai agar lebih baik